Makalah
MASYARAKAT MODERN
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas kelompok pada mata kuliah
“pengantar sosiologi”
![](file:///C:/DOCUME~1/user/LOCALS~1/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image002.jpg)
Disusun oleh
·
JAKI
MUBAROK
·
KHAERUDIN
KPI A/III
FAKULTAS USHULUDDIN DAN DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
“SULTAN MAULANA
HASANUDDIN” BANTEN
2012 M/1433 H
KATA PENGANTAR
بسم الله الرّحمن الرّحيم
Assalamualaikum Wr. Wb.
Alhamdulillah segala puji
bagi Allah yang telah melancarkan tugas makalah kami yang berjudul “masyarakat modern” Shalawat serta
salam kami haturkan ke pada baginda Nabi Muhammad SAW. Yang telah memberikan
gambaran yang jelas mengenai proses interaksi sosial yang sesungguhnya.
Selanjutanya kami ucapkan terima kasih ke pada dosen pengantar
sosiologi,yang telah memberikan tugas makalah ini. Dan juga kepada teman-teman
KPI-A/3 atas dukungan serta kontribusinya atas terselesaikannya makalah ini.
Semoga makalah ini dapat berguna bagi kita semua.Makalah ini
tidaklah luput dari kesalahan,maka dari itu kami mengharapkan kritik serta
saran ke pada para pembaca.
Serang,
31Oktober 2012
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Seiring dengan perkembangan
zaman, kebudayaan umat manusia pun mengalami perubahan. Menurut para pemikir
post modernis dekonstruksi, dunia tak lagi berada dalam dunia kognisi, atau
dunia tidak lagi mempunyai apa yang dinamakan pusat kebudayaan sebagai tonggak
pencapaian kesempurnaan tata nilai kehidupan. Hal ini berarti semua kebudayaan
duduk sama rendah, berdiri sama tinggi, dan yang ada hanyalah pusat-pusat
kebudayaan tanpa periferi. Sebuah kebudayaan yang sebelumnya dianggap pinggiran
akan bisa sama kuat pengaruhnya terhadap kebudayaan yang sebelumnya dianggap pusat
dalam kehidupan manusia modern.
Wajah kebudayaan yang
sebelumnya dipahami sebagai proses linier yang selalu bergerak ke depan dengan
berbagai penyempurnaannya juga mengalami perubahan. Kebudayaan tersebut tak
lagi sekadar bergerak maju tetapi juga ke samping kiri, dan kanan memadukan
diri dengan kebudayaan lain, bahkan kembali ke masa lampau kebudayaan itu
sendiri.
Lokalitas kebudayaan
karenanya menjadi tidak relevan lagi dan eklektisme menjadi norma kebudayaan
baru. Manusia cenderung mengadaptasi berbagai kebudayaan, mengambil sedikit
dari berbagai keragaman budaya yang ada, yang dirasa cocok buat dirinya, tanpa
harus mengalami kesulitan untuk bertahan dalam kehidupan.
Perubahan tersebut dikenal
sebagai perubahan sosial atau social change. Perubahan sosial merupakan bagian
dari perubahan budaya, namun perubahannya hanya mencakup kesenian, ilmu
pengetahuan, teknologi, filsafat, kecuali organisasi sosial masyarakatnya.
Perubahan sosial tersebut bardampak pada munculnya semangat-semangat untuk
menciptakan produk baru yang bermutu tinggi dan hal inilah yang menjadi dasar
terjadinya revolusi industri, serta kemunculan semangat asketisme intelektual.
Menurut Prof Sartono, asketisme dan expertise ini merupakan kunci
kebudayaan akademis untuk menuju budaya yang bermutu.
Sebagai homo faber,
manusia mencipta dan bekerja, untuk memperoleh kepuasan atau self
fulfillment. Dalam kaca mata agama dan unsur untuk beribadah, suatu
orientasi kepada kepuasan batin dan menuju ke arah sesuatu yang transendental.
Di sinilah yang disebut etos bangsa itu muncul.
Sebenarnya etos bangsa kita
juga sudah banyak disinggung oleh para pujangga seperti dalam “Serat Wedatama”
karya Mangkunegoro IV yang disebutnya sebagai etos “mesu budi”. Etos ini
merupakan suatu ajakan untuk mementingkan penampilan yang bermutu baik lahir,
maupun batin, atau kalau dalam bahasa modern disebut juga etos intelektual.
Kemudian, etos intelektual
inilah yang mendorong masyarakat untuk terus berkarya dan terus menciptakan
hal-hal baru guna meningkatkan kemakmuran hidupnya, sehingga masyarakat
tersebut menjadi masyarakat yang modern. Sedangkan proses menjadi masyarakat
yang modern disebut dengan istilah Modernisasi. Jadi dengan kata lain, modernisasi ialah suatu proses transformasi total, suatu
perubahan masyarakat dalam segala aspeknya.
A. Rumusan Masalah
1. Pengertian Masyarakat Modern
2. Ciri-ciri Masyarakat Modern?
3. Bagaimana Masyarakat Modern dilihat dari
berbagai Aspek
4. Bagaimana Gambaran Umum Kehidupan Masyarakat
Modern
5. Bagaimana Kebudayaan Modern
6. Bagaimana Dampak Negatif dari budaya Masyarakat Modern
7. Apa saja Gejala-gejala Modernisasi
8. Bagaimana Tantangan Kebudayaan Masyarakat
Modern
B. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan
makalah ini antara lain :
·
Sebagai bentuk
penyelesaian tugas mata kuliah pengantar.
·
Untuk
Pengertian Masyarakat Modern, Ciri-ciri Masyarakat Modern, Masyarakat Modern
dilihat dari berbagai Aspek, Gambaran Umum Kehidupan Masyarakat Modern, Kebudayaan
Modern, Dampak Negatif dari budaya
Masyarakat Modern, Gejala-gejala Modernisasi, Tantangan Kebudayaan Masyarakat
Modern
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Masyarakat Modern
Masyarakat modern adalah
masyarakat yang sebagian besar warganya mempunyai orientasi nilai budaya yang
terarah ke kehidupan dalam peradaban masa kini. Pada umumnya masyarakat modern
tinggal di daerah perkotaan, sehingga disebut masyarakat kota. Namun tidak
semua masyarakat kota tidak dapat disebut masyarakat modern,sebab orang kota
tidak memiliki orientasi ke masa kini, misalnya gelandangan. Faktor-faktor yang
Mendorong Perubahan Masyarakat Menjadi Masyarakat yang Modern yaitu : perkembangan
ilmu, teknologi, industri dan ekonomi
B.
Ciri-ciri Masyarakat Modern
1. Hubungan antar manusia terutama didasarkan
atas kepentingan-kepentingan pribadi.
2. Hubungan dengan masyarakat lain dilakukan
secara terbuka dengan suasana yang saling memepengaruhi
3. Keprcayaan yang kuat akan Ilmu Pengetahuan
Teknologi sebagai sarana untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat
4. Masyarakatnya tergolong ke dalam macam-macam
profesiyang dapat dipelajari dan ditingkatkan dalam lembaga pendidikan,
keterampilan dan kejuruan
5. Tingkat pendidikan formal pada umumnya tinggi
dan merata.
6. Hukum yang berlaku adalah hukum tertulis yang
sangat kompleks
7. Ekonomi hamper seluruhnya merupakan ekonomi
pasar yang didasarkanatas penggunaan uangdan alat-alat pembayaran lain.
C. Masyarakat Modern
dilihat dari berbagai Aspek
·
Aspek Mental Manusia :
1. Cenderung didasarkan pada pola pikirserta
pola perilaku rasionalatau logis, dengan cirri-cirimenghargai karya orang lain,
menghargai waktu, menghargai mutu, berpikir kreatif, efisien, produktif percaya
pada diri sendiri, disiplin, dan bertanggung jawab.
2. Memiliki sifat keterbukaan, yaitu dapat
menerima pandangan dan gagasan orang lain.
·
Aspek Teknologi :
1. Teknologi merupakan factor utama untuk
menunjang kehidupan kearah kemajuan atau modernisasi.
2. Sebagai hasil ilmu pengetahuan dengan
kemampuan produksi dan efisiensi yang tinggi.
·
Aspek Pranata Sosial :
a.
Pranata
Agama :
Relatif
kurang terasa dan tampak dalam kehidupan sehari-hari, diaibatkan karena
sekularisme
b.
Pranata
Ekonomi :
Bertumpu
pada sektor Indusri Pembagian kerja yang lebih tegas dan memiliki batas-batas
yang nyata.
c.
Pranata
Keluarga :
Ikatan
kekeluargaan sudah mulai lemahdan longgar, karena cara hidup yang cenderung
inidividualis.
Rasa
solidaritas berdasarkan kekerabatan umumnya sudah mulai menipis.
d.
Pranata
Pendidikan :
Tersedianya
fasilitas pendidikan formal mulai dari tingkat rendah hingga tinggi, disamping
pendidikan keterampilan khusus lainnya.
V.
Pranata Politik : Adanya pertumbuhan dan
berkembangnya kesadaran berpolitik sebagai wujud demokratisasi masyarakat.
D. Gambaran Umum Kehidupan Masyarakat Modern
Pada kehidupan masyarakat
modern, kerja merupakan bentuk eksploitasi kepada diri, sehingga mempengaruhi
pola ibadah, makan, dan pola hubungan pribadi dengan keluarga.
Sehingga dalam kebudayaan
industri dan birokrasi modern pada umumnya, dipersonalisasi menjadi pemandangan
sehari-hari. Masyarakat modern mudah stres dan muncul penyakit-penyakit baru
yang berkaitan dengan perubahan pola makanan dan pola kerja.
Yang terjadi kemudian
adalah dehumanisasi dan alienasi atau keterasingan, karena dipacu oleh semangat
kerja yang tinggi untuk menumpuk modal. Berger menyebutnya sebagai “lonely
crowd” karena pribadi menemukan dirinya amat kuat dalam kehidupan
bermasyarakat. Dalam kebudayaan industrialisasi, terus terjadi krisis. Pertama,
kosmos yang nyaman berubah makna karena otonomisasi dan sekularisasi sehingga
rasa aman lenyap. Kedua masyarakat yang nyaman dirobek-robek karena individu
mendesakkan diri kepada pusat semesta, ketiga nilai kebersamaan goyah, keempat
birokrasi dan waktu menggantikan tokoh mistis dan waktu mitologi.
Para penganut paham
pascamodern seperti Lyotard pernah mengemukakan perlunya suatu jaminan
meta-sosial, yang dengannya hidup kita dijamin lebih merdeka, bahagia, dan
sebagainya. Khotbah agung-nya (metanarasi) ini mengutamakan perlunya new
sensibility bagi masyarakat yang terjebak dalam gejala dehumanisasi budaya modern.
Kebiasaan dari masyarakat
modern adalah mencari hal-hal mudah, sehingga penggabungan nilai-nilai lama
dengan kebudayaan birokrasi modern diarahkan untuk kenikmatan pribadi.
Sehingga, munculah praktek-peraktek kotor seperti nepotisme, korupsi, yang menyebabkan
penampilan mutu yang amat rendah.
E. Kebudayaan Modern
Proses akulturasi di
Negara-negara berkembang tampaknya beralir secara simpang siur, dipercepat oleh
usul-usul radikal, dihambat oleh aliran kolot, tersesat dalam
ideologi-ideologi, tetapi pada dasarnya dilihat arah induk yang lurus: ”the
things of humanity all humanity enjoys”. Terdapatlah arus pokok yang dengan
spontan menerima unsur-unsur kebudayaan internasional yang jelas menguntungkan
secara positif.
Akan tetapi pada refleksi
dan dalam usaha merumuskannya kerap kali timbul reaksi, karena kategori
berpikir belum mendamaikan diri dengan suasana baru atau penataran asing.
Taraf-taraf akulturasi dengan kebudayaan Barat pada permulaan masih dapat
diperbedakan, kemudian menjadi overlapping satu kepada yang lain sampai
pluralitas, taraf, tingkat dan aliran timbul yang serentak. Kebudayaan Barat
mempengaruhi masyarakat Indonesia, lapis demi lapis, makin lama makin luas lagi
dalam (Bakker; 1984).
Apakah kebudayaan Barat
modern semua buruk dan akan mengerogoti Kebudayaan Nasional yang telah ada?
Oleh karena itu, kita perlu merumuskan definisi yang jelas tentang Kebudayaan
Barat Modern. Menurut para ahli kebudayaan modern dibedakan menjadi tiga macam
yaitu:
·
Kebudayaan Tekonologis
Modern merupakan suatu kebudayaan bukan hanya dalam sains dan teknologi,
melainkan dalam kedudukan dominan yang diambil oleh hasil-hasil sains dan
teknologi dalam hidup masyarakat: media komunikasi, sarana mobilitas fisik dan
angkutan, segala macam peralatan rumah tangga serta persenjataan modern.
·
Kebudayaan Modern Tiruan.
Kebudayaan Modern Tiruan itu terwujud dalam lingkungan yang tampaknya
mencerminkan kegemerlapan teknologi tinggi dan kemodernan, tetapi sebenarnya
hanya mencakup pemilikan simbol-simbol lahiriah saja
·
Kebudayaan-Kebudayaan Barat
F. Dampak Negatif dari budaya Masyarakat Modern
·
Penyalahgunaan media
teknologi sebagai sarana pencarian hal-hal yang tidak ada hubungannya dengan
ilmu pengetahuan.
·
Timbulnya praktek-peraktek
curang dalam dunia kerja seperti korupsi, kolusi dan nepotisme.
·
Liberalisme bebas dalam melakukan segalahal
G. Gejala-gejala Modernisasi
1.
Bidang IPTEK
Gejala
Modernisasi di bidang IPTEK ditandai dengan adanya penemuan dan pembaharuan
unsur teknologi baru yang dapat meningkatkan kemakmuran masyarakat.
2.
Bidang Ekonomi
Gejala
Modernisasi di bidang Ekonomi ialah meningkatnya produktivitas ekonomi dan
efisiensi sumber daya yang tersedia, serta pemeanfaatan SDA yang memperhatikan
kelestarian alam sekitar.
3.
Bidang Politik dan Idiologi
Pada
bidang ini, gejala modern ditandai dengan adanya system pemerintahan perwakilan
yang demokratis, pemerintah yang diawasi dan dibatasi kekuasaanya, dihormati
hak-hak asasinya serta dijaminnya hak-hak sosial.
4. Bidang
Agama dan Kepercayaan
Gejala Modernisasi di bidang Agama dan Kepercayaan
ditandai dengan adanya pengembangan nalar (rasio) dan kebahagiaan kebendaan
(materi), yang pada akhirnya akan menimbulkan paham sekularisasi dan
sekularisme.
H.
Tantangan Kebudayaan Masyarakat Modern
1. Kebudayaan Modern Tiruan
Tantangan yang
sungguh-sungguh mengancam kita adalah Kebudayaan Modern Tiruan. Dia mengancam
justru karena tidak sejati, tidak substansial. Yang ditawarkan adalah semu.
Kebudayaan itu membuat kita menjadi manusia plastik, manusia tanpa kepribadian,
manusia terasing, manusia kosong, manusia latah.
Kebudayaan Blasteran Modern
bagaikan drakula: ia mentereng, mempunyai daya tarik luar biasa, ia lama
kelamaan meyedot pandangan asli kita tentang nilai, tentang dasar harga diri,
tentang status. Ia menawarkan kemewahan-kemewahan yang dulu bahkan tidak dapat
kita impikan. Ia menjanjikan kepenuhan hidup, kemantapan diri, asal kita mau
berhenti berpikir sendiri, berhenti membuat kita kehilangan penilaian kita
sendiri. Akhirnya kita kehabisan darah , kehabisan identitas. Kebudayaan modern
tiruan membuat kita lepas dari kebudayaan tradisional kita sendiri, sekaligus
juga tidak menyentuh kebudayaan teknologis modern sungguhan (Suseno;1992)
2. Bagaimana Memberi Makan,
Sandang, dan Rumah
Ki Hajar Dewantara mengatakan
bahwa, budaya adalah perjuangan manusia dalam mengatasi masalah alam dan zaman.
Permasalahan yang paling mendasar bagi manusia adalah masalah makan, pakaian
dan perumahan. Ketika orang kekurangan gizi bagaimana ia akan mendapat orang
yang cerdas. Ketika kebutuhan pokok saja tidak terpenuhi bagaimana orang akan
berpikir maju dan menciptakan teknologi yang hebat. Jangankan untuk itu,
permasalahan pemenuhan kebutuhan kita sangat mempengaruhi pola hubungan di
antara manusia. Orang rela mencuri bahkan membunuh agar ia bisa makan sesuap
nasi. Sehingga, kelalaian dalam hal ini bukan hanya berdampak pada kemiskinan,
kelaparan, kematian, akan tetapi akan berpengaruh dalam tatanan budaya-sosial
masyarakat.
3. Masalah Pendidikan yang
Tepat
Pendidikan masih menjadi
permasalahan yang menjadi perhatian serius jika bangsa ini ingin dipandang
dalam percaturan dunia. Ada fenomena yang menarik terkait dengan hal ini, yaitu
mengenai kolaborasi kebudayaan dengan pendidikan, dalam artian bagaimana sistem
pendidikan yang ada mengintrinsikkan kebudayaan di dalamnya. Dimana ada suatu
kebudayaan yang menjadi spirit dari sistem pendidikan yang kita terapkan.
4. Mengejar Kemajuan
Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Problem ini beranjak ketika
kita sampai saat ini masih menjadi konsumen atas produk-produk teknologi dari
negara luar. Situasi keilmiahan kita belum berkembang dengan baik dan belum
didukung oleh iklim yang kondusif bagi para ilmuan untuk melakukan penelitian
dan penciptaan produk-produk, teknologi baru. Jika kita tetap mengandalkan
impor produk dari luar negeri, maka kita akan terus terbelakang. Oleh karena
itu, hal ini tantangan bagi kita untuk mengejar ketertinggalan iptek dari
negara-negara maju.
5. Kondisi Alam Global
Beberapa waktu yang lalu di
halaman depan harian Kompas tanggal 12 April 2007, ada berita menarik mengenai
keadaan bumi hari ini, ’Pemanasan Global, Jutaan Orang akan Teracam”. Pemanasan
global akan memberi dampak negatif yang nyata bagi kehidupan ratusan juta warga
di dunia. Demikianlah antara lain isi laporan kedua PBB yang sudah
dipublikasikan tahun 2007. Laporan pertama berisikan bukti ilmiah perubahan
iklim, sedangkan laporan ketiga akan membeberkan tindakan untuk menanganinya.
Laporan para pakar yang
tergabung dalam Intergovermental Panel on Climate Change (IPCC) dibeberkan
dalam jumpa pers secara serentak di berbagai belahan dunia, Selasa
(10/04/2007). Laporan setebal 1.572 halaman itu ditulis dan dikaji 441 anggota
IPCC.
Salah satu dampak pemanasan
global adalah meningkatnya suhu permukaan bumi sepanjang lima tahun mendatang.
Hal itu akan mengakibatkan gunung es di Amerika Latin mencair. Dampak
lanjutannya adalah kegagalan panen, yang hingga tahun 2050 mengakibatkan 130
juta penduduk dunia, terutama di Asia, kelaparan. Pertanian gandum di Afrika
juga akan mengalami hal yang sama.
Laporan itu menggarisbawahi
dampak pemanasan global berupa meningkatnya permukaan laut, lenyapnya beberapa
spesies dan bencana nasional yang makin meningkat. Disebutkan, 30% garis pantai
di dunia akan lenyap pada 2080. Lapisan es di kutub mencair hingga terjadi
aliran air di kutub utara. Hal itu akan mengakibatkan terusan Panama terbenam.
Naiknya suhu memicu topan
yang lebih dasyat hingga mempengaruhi wilayah pantai yang selama ini aman dari
gangguan badai. Banyak tempat yang kini kering makin kering, sebaliknya
berbagai tempat basah akan semakin basah. Kesenjangan distribusi air secara
alami ini akan berpotensi meningkatkan ketegangan dalam pemanfaaatan air untuk
kepentingan industri, pertanian dan penduduk.
Asia menjadi bagian dari
bumi yang akan paling parah. Perubahan iklim yang tak terdeteksi akan menjadi
bencana lingkungan dan ekonomi, dan buntutnya adalah tragedi kemanusiaan.
Laporan itu mengingatkan, setiap kenaikan suhu udara 2 derajat celsius, antara
lain akan menurunkan produksi pertanian di Cina dan Bangladesh hingga 30 persen
hingga 2050. Kelangkaan air meningkat di India seiring dengan menurunya lapisan
es di Pegunungan Himalaya. Sekitar 100 juta warga pesisir di Asia pemukimannya
tergenang karena peningkatan permukaan laut setinggi antara 1 milimeter hingga
3 milimeter setiap tahun. Saat ini, pemanasan global sudah terasa dengan
terjadinya kematian dan punahnya spesies di Afrika dan Asia.
BAB III
Kesimpulan dan Saran
A.
Kesimpulan
Perubahan sosial mendorong
munculnya semangat-semangat untuk menciptakan produk baru , sehinnga terjadilah
revolusi industri, dan kemunculan semangat asketisme intelektual. Kemudian,
asketisme intelektual menimbulkan etos intelektual, dan inilah yang mendorong
masyarakat untuk terus berkarya dan terus menciptakan hal-hal baru guna
meningkatkan kemakmuran hidupnya, sehingga masyarakat tersebut menjadi
masyarakat yang modern. Sedangkan proses menjadi masyarakat yang modern disebut
dengan istilah Modernisasi.
B. Saran
Sebaiknya kita sebagai
masyarakat modern tidak harus menyerap semua budaya modernisasi, agar tidak
terjadi dampak-dampak negative dalam kehidupan kita sebagai masyarakat yang
modern.
Daftar Pustaka
Bakker, JWM. 1999. Filsafat
Kebudayaan Sebuah Pengantar. Yogyakarta: Kanisius.
Soekanto, Soerjono. 1990. Sosiologi
Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers
Tidak ada komentar:
Posting Komentar